Senin, 07 Oktober 2013

Tips Mengatasi Susah Makan pada Balita


Pernah stress karena si kecil yang mogok makan alias GTM (Gerakan Tutup Mulut) ? Kayaknya hampir semua bunda pernah mengalami masa-masa melelahkan ketika anak tidak mau makan, pilih-pilih makanan, atau hanya mau minum susu saja. Jika dibiarkan terlalu lama,pasti bunda khawatir si kecil akan kekurangan asupan zat-zat gizi yang penting untuk pertumbuhannya.


Sebelum mengulas bagaimana trik untuk mengatasi susah makan pada anak, yang harus diketahui, gold standar asupan anak adalah :
• 0-6 bulan ASI saja
• 6 bulan start MPASI, dengan pemenuhan gizi dipenuhi MPASI 30%, ASI 70%
• 7-8 bulan, pemenuhan gizi dipenuhi MPASI 40%, ASI 60%
• 9 bulan, pemenuhan gizi dipenuhi MPASI 50%, ASI 50%
• Hingga anak 12 bulan, pemenuhan gizi dipenuhi MPASI 70%, ASI 30%. Dimana menyusu (ASI) malam-pagi sudah cukup, seharian anak diberi asupan MPASI tanpa susu, tidak masalah.
• Anak 24 bulan, pemenuhan gizi dipenuhi 95-100% oleh MPASI dan ASI saja hanya memenuhi 5% dan dapat digantikan snack, sehingga sebetulnya susu mamalia lain tidak ada tempatnya.

Nah, untuk kasus anak maunya minum susu dengan melihat kebutuhan asupan cairan seperti diatas terutama anak usia 1-2 tahun, diatas 2 tahun apalagi, kita batasi susunya. Ajarkan anak rasa lapar, sehingga anak tidak kenyang dengan susu saja yang lebih mudah diasup, tanpa mengunyah, dan mungkin anak juga mendapatkan kenyamanan di fase oral.

Pancing anak untuk mau mencobanya dengan cara contohkan anak makan, dengan mengajaknya makan bersama keluarga. Lalu sodorkan berbagai makanan yang ada dirumah. Lama kelamaan, anak akan tertarik dan mau mencoba. Ada kasus yang bernama neophobia atau syndrome terhadap hal baru termasuk makanan. Dan cara ini cukup berhasil dalam memberikan kepercayaan dan membantu anak untuk mau mencoba.

Semakin besar, anak semakin mengerti akan rasa dan selera. Beberapa lebih suka manis, lebih suka gurih, lebih suka tekstur kasar, tekstur creamy, seperti itu. Selayaknya kita yang dewasa.
Cara kita mengetahuinya yang mana yang disuka anak adalah dengan memberikan anak segala macam makanan. Sayur, mashed potato, daging cincang, buah potong, dan lain-lain. Bila anak sudah menemukan makanan yang disuka, tentunya anak akan lebih mudah dan lahap.

Hargailah pilihan makanannya selama masih memenuhi kebutuhan gizi yaitu karbohidrat, lemak, protein nabati, hewani, serat, dan mineral. Misalkan kita sebagai orang Indonesia yang selalu makan nasi, namun anak tidak terlalu suka nasi, tidak masalah. Karbohidrat anak dapat diganti dengan roti, kentang rebus, cereal, dan lain-lain.
Sajikan hidangan dengan tampilan menarik anak. Terutama bila sesuai dengan hal yang disuka sama anak. Contoh : coba sajikan makanan dengan bentuk seperti badut, dimana brokoli untuk rambut, nasi untuk muka, potongan telur untuk mata. Atau makanan disajikan dalam bentuk yang disukai seperti potongan pudding berbentuk mobil-mobilan.

Berikan makan dalam porsi kecil namun sering dengan waktu singkat misalkan maximal setengah jam saja atau beberapa suap saja. Pada banyak anak dengan ukuran pencernaan yang mungkin lebih kecil, sistem ini dapat berhasil. Dan juga tidak membuat anak menjadi bosan akan makan karena orangtua memberikan target porsi yang harus dihabiskan, tetapi makan bisa memakan waktu hingga 2 jam.

Jadi yang harus dilakukan adalah, berhenti bila anak makan sudah mengemut, atau tidak mau lagi setelah beberapa suap. Dan coba berikan lagi dalam jarak waktu 1-2jam kemudian. Makan lagi beberapa suap hingga anak menolak, lalu berhenti. Begitu terus, sehingga target asupan yang diinginkan diharapkan tercapai dan anak tidak merasa stress akan waktu makan. 

Contoh variasi pemberian makan sedikit tapi sering pada anak 24m : jam 12.00 makan nasi saja 10 suap, jam 13.30 makan telur saja 2 butir sebagai protein, jam 15.00 makan bakso saja 4 butir dari sup, jam 16.30 makan wortelnya saja 5 potong, jam 17.00 makan agar, begitu seterusnya. Sampai kebutuhan harian akan karbohidrat, protein, lemak tercapai.
Bila sudah tidak berhasil sama sekali, menurunkan standard sedikit akan kebiasaan makan boleh juga sesekali dilakukan. Misalkan, kita mendidik anak untuk duduk manis saat makan. Dalam kondisi ini, berikan anak sedikit keleluasaan saat makan sambil bermain misalkan, atau sambil dibacakan buku dapat juga membantu. Sehingga mungkin kondisi anak yang bosan saat makan, menjadi teralihkan. Namun tetap tidak disarankan anak sambil melihat tv dimana banyak promosi akan makanan manis dan kurang baik tersaji disana.

Saat kita sebagai orangtua sudah mengenali selera anak akan makanan, dan anak juga sudah mengerti akan salah satu kedisiplinan pertahanan hidup adalah dengan makan, susah makan akan berlalu..Badai pasti berlalu deh bun..hehee..

Jangan stress karena itu menandakan kontrol ada pada anak kita, usahakan tetap tenang,pegang kendali, dan be creative!
Good luck bunda! ;)

Semoga bermanfaat yaa..silakan share..

Sumber dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar